Aksi yang dilakukan Walhi dan jaringannya di Pontianak. Photo Walhi Kalbar |
Hendrikus Adam, Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Barat, menyatakan bahwa anggapan Kalimantan aman dari bencana, terutama gempa, adalah keliru. Menurutnya, Kalimantan memiliki potensi gempa yang signifikan, seperti Sesar Meratus, Sesar Mangkalihat, Sesar Tarakan, dan lainnya. Bencana geologis, seperti gempa, telah terjadi di berbagai wilayah Kalimantan Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan hanya gempa, bencana ekologis seperti banjir juga sering melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Barat. Hendrikus Adam menyatakan bahwa situasi ini memberi sinyal bahwa rencana pembangunan PLTN di Bengkayang, Kalimantan Barat, tidaklah bijaksana.
Aksi yang dilakukan Walhi Kalbar dan koalisinya di Jakarta. Photo Walhi Kalbar |
Abit Nibras Trilanang, Koordinator Aliansi Kalbar Tolak PLTN di Kota Pontianak, menyoroti bahwa pembangunan PLTN tidak hanya mahal, tetapi juga berisiko tinggi. Ia mengkritik kurangnya transparansi dan informasi yang diberikan kepada masyarakat terkait rencana pembangunan PLTN.
Hendrikus Adam bersama koalisi Walhi melakukan aksi serupa di Jakarta. Photo Walhi Kalbar |
Fanny Tri Jambore Christanto, Kepala Divisi Kampanye WALHI Nasional, menekankan pentingnya menghentikan rencana pendirian PLTN di Kalimantan Barat demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan generasi mendatang. Dia menegaskan bahwa energi terbarukan adalah solusi yang lebih baik untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional.
Melalui peringatan Chernobyl Day pada 26 April 2024, para aktivis lingkungan meminta pemerintah untuk menjauhkan Kalimantan Barat dari ancaman bahaya nuklir-PLTN dan mengalihkan investasi untuk pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan terjangkau secara finansial. Mereka juga menekankan pentingnya transparansi dan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait energi nuklir. Selengkapnya silahkan download dokumen di link berikut ini...