Walhi Kalbar Dorong Anak Muda Pantau Restorasi Gambut. Ilustrasi gambut freepik.com
Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat melaksanakan Pelatihan
Pemantauan Restorasi Gambut yang melibatkan sejumlah anak muda. Sebanyak 14
peserta mahasiswa yang berasal dari kampus Universitas Tanjungpura dan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengikuti pelatihan di Ruang Keriung, Hotel
Aston Pontianak pada 18 sampai denggan 20 Maret 2022.
Direktur
Eksekutif Walhi Kalimantan Barat, Nikodemus Ale menyebut bahwa ada 7 provinsi
di Indonesia yang menjadi target restorasi gambut yaitu Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.
Peristiwa kebakaran hutan yang banyak terjadi di kawasan gambut menurutnya
tanggung jawab pemulihannya berada di tangan perusahaan. Untuk memastikan
perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya, perlu ada pihak yang melakukan
kontrol – dalam hal ini Walhi Kalbar, untuk melihat sejauh mana upaya restorasi
gambut oleh perusahaan.
“Apakah
kepatuhaan ini berjalan dengan baik dan apakah dalam proses restorasi ini
berjalan baik? Negara tidak bisa mengetahuinya, makanya ada pemantauan untuk
melihat apakah restorasi ini berjalan dengan baik, itu pihak ketiga (Walhi
Kalbar) yang melakukan pemantauan dan menyapikan hasil pemantauan kepada
negara. Kenapa gambut ini mau kita pantau? Karena gambut merupakan isu seksi
khususnya di Indonesia,” jelasnya saat memberikan sambutan (18/03).
Lebih
lanjut, Niko menyebut bahwa tujuan pemantauan tersebut diantaranya; pertama, memperluas jaringan kelompok muda dan mahasiswa
dalam pelibatan pemantauan isu lingkungan hidup, kedua meningkatkan pengetahuan pemahaman kelompok muda untuk
memahami ekosistem gambut dan tanggung jawab restorasi gambut, ketiga memberi
pembekalan kepada peserta tentang cara melakukan pemantauan restorasi dan
karhutla dan keempat memberi
pembekalan kepada peserta tentang teknik menyampaikan hasil pemantauan
restorasi gambut.
Selain itu, Niko berharap agar aktivitas
pemantauan yang akan dilakukan bisa berkontribusi bagi negara. “Bagaimana kita
mengemas informasi untuk disampaikan ke negara ini yang menjadi penting. Kita
berharap melalui proses fasilitasi yang dilakukan, bisa membawa kegiatan ini
menghasilkan sesuatu yang bisa disampaikan ke publik terkait pengelolaan gambut
di Kalbar. Selamat mengikuti pelatihan. Melalui kegiatan selama 3 hari ini, berharap
peserta bisa menyerap ilmu yang akan disampaikan oleh fasilitator yang nantinya
bisa terapkan ketika terjun kelapangan langsung,” pungkas Niko.
Kegiatan pelatihan dipandu oleh Joko Waluyo
selaku fasilitator yang dibantu oleh Ronny Christantoro selaku Trainer yang dilangsungkan selama 3 hari
ini, memberikan berbagai informasi terkait gambut, kebijakan restorasi, sejarah
karhutla, status kerusakan dan prioritas pemulihan gambut di Indonesia, serta
perencanaan restorasi gambut di Kalimantan Barat. Di samping itu, peserta juga
dibekali dengan teknik pemantauan gambut dengan menggunakan aplikasi pemantauan
sederhana seperti Avenza Maps dan
OsmAnd.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dalam menggunakan
aplikasi tersebut, para peserta diajak untuk praktek pemantauan di sekitar area
Kota Pontianak dengan membagi menjadi 7 kelompok yang setiap kelompoknya
terdiri atas 2 orang. Setiap kelompok melalui pelatihan ini diberikan titik
koordinat yang harus dikunjungi. Apabila sudah sampai di titik koordinat yang
dimaksud, peserta harus mengambil foto empat arah menuju objek bangunan
menggunakan aplikasi Avenza Maps.
Sementara itu, aplikasi OsmAnd
digunakan untuk menemukan rute paling mudah dan tercepat menuju titik
koordinat.
Salah satu peserta, Tri Pandito Wibowo merasa
bahwa pelatihan ini membuatnya mampu memahami konsep restorasi sebagai upaya
pemulihan ekosistem gambut yang terdegradasi. Ia juga berharap agar ke depan
pelatihan serupa bisa dilaksanakan agar masyarakat bisa mengetahui tentang
aktivitas restorasi gambut.
“Terima kasih kepada Walhi Kalimantan Barat yang
sudah memberikan ruang untuk saya belajar mengenai restorasi gambut, semoga
pelatihan mengenai restorasi gambut dapat dilakasanakan agar masyarakat lebih
mengetahui restorasi gambut, sebab isu lingkungan dan restorasi lahan gambut
merupakan tanggung jawab kita bersama,” jelas Bowo saat dihubungi melalui
WhatsApp (24/06).
[Tim WK/MA]